Mungkinkah Asteroid Dijadikan Sumber Tambang Masa Depan? Ini Perkiraan Nilainya
Diperbarui:2024-12-11 22:35 Jumlah Klik:198 Foto: YouTube Isaac Arthur/Ilustrasi dari sebuah perusahaan yang mengkaji konsep penambangan asteroid sebagai sumber daya alam masa depanJakarta -Asteroid adalah benda langit kecil yang mengorbit Matahari, yang terbuat dari batu dan logam. Belum lama ini, sebuah perusahaan mengkaji konsep penambangan asteroid sebagai sumber daya alam masa depan. Seberharga apa asteroid?
Seorang profesor dari Colorado School of Mine's Space Resources Program di Colorado, Kevin M Cannon, mengkaji bahan yang terkandung di dalam asteroid untuk menilai seberapa "mahal" benda tersebut apabila dijual di pasaran.
Jenis Logam AsteroidStudi berjudul "Precious and Structural Metals on Asteroids" yang terbit di Planetary and Space Science Vol. 225 pada Januari 2023 oleh Kevin M. Cannon dan kawan-kawan, menunjukkan bahwa logam yang terkandung dalam asteroid memiliki nilai ekonomis yang beragam.
Dalam studi ini, Cannon dan timnya, membagi logam asteroid menjadi dua jenis, yakni logam yang layak dibawa ke Bumi, dan logam yang tidak layak diambil ke Bumi.
Pembagian dua jenis logam ini dilakukan untuk menilai jenis logam mana yang memiliki nilai tinggi di pasaran untuk dijual sebagai sumber daya alam. Studi ini didanai langsung oleh "Astroforge", yakni perusahaan yang berencana melakukan penambangan asteroid di luar angkasa.
Baca juga: Asteroid yang Baru Tabrak Bumi Buat Langit Siberia 'Menyala', Berbahaya?Baca juga: Benarkah Ancaman Komet Penghancur Bumi di Masa Depan Bisa Diprediksi? Ini Kata StudiMenurut Cannon, jenis logam yang layak dibawa ke bumi salah satunya adalah logam golongan platina (PGM). Logam ini memiliki nilai yang fantastis apabila dijual karena persediaannya yang terbatas dan tingginya kegunaan dari logam tersebut, terutama untuk keperluan industri teknologi, seperti pembuatan catalytic converter.
Catalytic converter ini biasanya digunakan sebagai perangkat yang dipasang pada sistem pembuangan kendaraan bermotor untuk mengurangi emisi gas buang berbahaya. Alat ini bekerja dengan mengubah polusi berbahaya menjadi gas yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, jenis logam yang tidak layak dibawa ke Bumi terdiri dari besi, alumunium, dan magnesium. Selain harganya yang relatif rendah, jenis logam ini dinilai tidak layak dibawa ke Bumi karena memiliki fungsi yang signifikan di luar angkasa.
"Logam-logam ini berguna di luar angkasa untuk membangun struktur besar, seperti stasiun luar angkasa atau susunan tenaga surya," kata Cannon kepada Science Alert, yang dikutip Jumat (6/12/2024).
Seberapa Berharga Asteroid?Cannon menyatakan bahwa menentukan harga logam asteroid masih sulit karena permintaan yang masih minim. Meski demikian, logam ini diprediksi memiliki nilai tinggi, terutama karena asal-usulnya dari luar angkasa yang langka dan unik.
Cannon menambahkan bahwa biaya untuk membawa jenis logam dari luar angkasa ke Bumi diperkirakan tidak beda jauh dengan biaya pengiriman material dari Bumi ke luar angkasa, yakni sekitar $10.000/kg, ditambah $100/kg untuk material umum seperti besi.
"Harga tersebut tidak mendekati $500.000/kg yang pernah ada di Bumi untuk PGM seperti rhodium, tetapi masih dapat membuat penambangan asteroid untuk mendapatkan besi layak secara ekonomi jika material tersebut digunakan di luar angkasa," ujar Cannon.
Selain itu, nilai tinggi dari logam ini adalah mekanisme dalam memproses asteroid untuk keluar dari keadaan teroksidasi.
"Biasanya, ini memerlukan beberapa prosedur berenergi tinggi, seperti elektrolisis regolith cair, untuk memecah logam unsur, yang diperlukan untuk pemrosesan lebih lanjut," tuturnya.
Namun, segala biaya yang tinggi ini masih belum dapat dirinci secara spesifik karena permintaan akan jenis logam tersebut belum besar. Hal ini menyulitkan para peneliti untuk mengukur harga pasaran dari jenis logam tersebut.
Setelah penelitian ini, Astroforge berencana untuk meluncurkan misi ke luar angkasa. Misi ini dilakukan untuk menguji lebih lanjut sifat dari jenis logam asteroid pada Januari.
"Mungkin misi itu akan membantu memberikan kontribusi pada pemahaman kita yang semakin berkembang tentang komposisi dan nilai asteroid di sekitar kita," tambah Cannon.
Baca juga: Jika Ada Asteroid Menuju Bumi, Apa yang Harus Dilakukan Umat Manusia? Momen Asteroid Terbakar di Atmosfer di Langit Filipina